Surakarta, Juni 2025 — SMP Islam Diponegoro Surakarta kembali menghadirkan program unggulan POSE (Pojok Sekolah), sebuah wadah inspiratif untuk berbagi pemikiran dan pengalaman. Dalam episode kali ini, POSE mengangkat tema “Kesan dan Pesan Program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)”, dengan menghadirkan tamu istimewa dari kalangan kepala sekolah dasar di Surakarta.

Acara dibuka hangat oleh Anissa Anim, yang menyapa para penonton dengan semangat:
“Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kembali lagi di POSE, di hati dan di nanti.”
Tamu yang hadir antara lain:
- Dr. Rusmanto, S.Pd.I., M.Pd.I., Kepala SMP Muhammadiyah 1 Surakarta,
- Ibu Tri Winarni, S.Pdi., Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surakarta,
- Pramastuti Adiar Rukmi, S.Si., Kepala SMP Kristen Pelita Nusantara Kasih.
Pandangan Dr. Rusmanto: Dari Ragu Menjadi Kagum
Dalam sesi dialog, Dr. Rusmanto mengakui bahwa dirinya sempat memiliki keraguan terhadap efektivitas Program Sekolah Siaga Kependudukan. Namun setelah menyaksikan langsung bagaimana program ini diterapkan di SMP Islam Diponegoro, pandangannya berubah.
Ia menyoroti pendekatan Bapak Namara, sebagai tokoh penting di balik keberhasilan program ini, yang dinilainya sangat agresif, responsif, dan adaptif.
“Saya melihat langsung bagaimana sekolah ini mendampingi siswa tidak hanya secara akademik, tapi juga secara sosial. Ini luar biasa.”
Ibu Tri Winarni. : Tantangan adalah Peluang untuk Inovasi
Selanjutnya, Ibu Triwinarni membagikan pengalamannya saat program SSK mulai diterapkan di sekolahnya. Ia menekankan bahwa meskipun banyak tantangan, hal tersebut justru mendorong munculnya inovasi.
“Kami di S&B 809 sangat terbantu dengan program ini. Kami belajar banyak, dan justru dalam keterbatasan, muncul kreativitas dan kemajuan,” ungkapnya.
Ia pun mengajak sekolah-sekolah lain untuk tidak takut mencoba, karena menurutnya, dengan niat yang kuat dan semangat, keterbatasan bukanlah hambatan.
Pramastuti Adiar Rukmi: Konsep POSE Memberi Inspirasi Baru
Sebagai narasumber terakhir, Pramastuti Adiar Rukmi memberikan kesan positif terhadap pelaksanaan program. Ia menyatakan kekagumannya terhadap konsep POSE sebagai ruang dialog yang efektif dan penuh makna.
“Saya sangat terinspirasi oleh cara SMP Islam Diponegoro memaksimalkan potensi yang ada, meskipun dalam keterbatasan. Bapak Namara sangat luar biasa dalam hal itu.”
Ia juga menyebut bahwa kegiatan pengimbasan seperti ini sangat informatif dan seharusnya ditiru oleh sekolah-sekolah lain.
Harapan untuk Masa Depan
Acara ditutup dengan ungkapan syukur dan harapan dari host acara Ibu Annisa Hanif:
“Semoga program ini terus berlanjut dan membawa manfaat bagi sekolah-sekolah lain di Surakarta dan sekitarnya. Terima kasih atas kehadiran dan inspirasinya.”
POSE kembali membuktikan perannya sebagai ruang pembelajaran kolaboratif yang memfasilitasi pertukaran ide antarsekolah. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman baru, tetapi juga membangun semangat untuk terus tumbuh dan berinovasi dalam dunia pendidikan.